Selasa, 06 Juli 2010

Public Relations

Public Relations di benakku.....

Public Relations (PR), sebuah istilah yang sering ku dengar ketika ku menginjakkan kaki di kampusku. Ya, Jurusan menjadi pilihanku meneruskan pendidikan setelah SMU. Sejak memulai ospek kata itu tak bosan-bosannya masuk ketelingaku. Waktu itu yang kutahu ada dua kata yang identik dengan PR, yaitu 'image' dan 'jembatan'. Satu waktu ketika seniorku berniat mem"plonco'ku, beliau menanyakanku satu pertanyaan, apa fungsi PR?...spontan aku menjawab..."Sebagai....jembatan.......(aku berfkir sejenak)......tanpa memberiku kesempatan senior itu langsung membentak...."jembatan....jembatan weh tatadi, maenya tugas PR saukur jadi jamatan"....haha....jika ingat itu bibirku sedikit melengkung ke atas.

8 semester kujalani ngemil bangku kuliah....waktu itu kusadar kalau tugas PR itu berat, selain membentuk dan menjaga citra positif, PR juga berperan sebagai media Komunikasi suatu organisasi or perusahaan. Banyak jenisnya, ada media relations, govermen relations, community relations, stockholder relations, dll. PR juga membantu memberi masukan terhadap kebijakan direksi atau pimpinan dalam mengambil setiap keputusan. Fiuhh.....ternyata PR Officer (PRO) benar-benar jabatan yang Elegan n menggiurkan.

Jabaran praktisnya seperti ini, seorang PRO dibenakku (penjabaran dari teori yang kudapat) adalah berpenampilan modis, pintar bicara, selalu bicara kepada wartawan jika ada permintaan wawancara, mengelola website, jalan-jalan keliling Indonesia dalam rangka acara perusahaan, membuat house journal, rapat-rapat dengan pimpinan, membuat seminar-seminar penting, menyambut tamu besar, dan banyak lagi.

Kini, 2 tahun sudah kakiku menapaki dunia nyata dan 'memantati' dunia ideal. Dimulai dengan menjadi Sales sebuah perusahaan Asuransi 'abal-abal' yang menawarkan asuransi barang elektronik, anehnya, setiap orang yang mau menjadi agen harus membayar 100rb dan orang yang merekrutku mendapat 25rb, oh...ku tau, ternyata ini cuma permainan perputaran uang, lucunya setelah sekitar 6 bulan, perusahaan ini pindah kantor dan ga ada yang tau pindah kemana.

Setelah itu kucoba peruntungan menjadi seorang wartawati media lokal yang baru akan launching 2 minggu setelah aku diterima disana, 2 minggu kujalani sebagai latihan sebelum terbit. tapi ternyata aku mengalah pada 'gendre'.....sebuah isu yang sering kupertentangkan di kampus. Semua wartawan disana laki-laki dan expert mengendarai motor, alhasil, aku yang baru belajar notor, kalah cepat n akhirnya tumbang, jatuh dari motor dengan luka cukup fatal (ukuranku) .

Tapak ketigaku kutinggalkan di perusahaan retail fashion sebagai supervisor, disinipun cukup menggelitikku, biasa, baru lulus dan masih 'sok ideal', kesombonganku itu membuatku mundur dan give up.

Terakhir, dan entah menjadi akhir petualanganku atau tidak, kini aku bernostalgia dengan bangku kuliah. aku berhasil lulus tes menjadi humas salah satu instansi. horrreeey....senang gak kepalang aku melihat namaku ada dimonitor komputer didepanku. yah, menjadi PRO pernah menjadi impianku, dengan gaya yang rapi (setidaknya lebih rapi dibanding ketika aku menjadi wartawan), aku masuk ruang humas. hahay.....its time for action.

Sebulan sudah kujalani peranku ini, satu demi satu impian idealku luntur. PR di bangku kuliah adalah PR di bangku kuliah, dan bukan PR di bangku kerja. Memang sebagian dari impianku ada yang benar, tapi aku lupa, namanya juga ideal......idealisme itu tak jarang luput dari kenyataan. betul ga?. Dulu aku lupa kalau impianku itu berlaku buat orang-orang yang sudah hebat dibidangnya. Orang-orang senior, dan orang-orang yang full experience. Sedangkan aku? aku hanyalah anak bawang yang baru belajar berjalan bahkan merangkak didunia nyata. Masih ada prosedur dan birokrasi padat dan gempat didepanku dan itu yang harus kujalani sekarang. Keterbatasan pengalaman, keterbatasan waktu kerja, dan keterbatasa-keterbatasan lain membuat gerakku melambat nyaris terhenti. Kreatifitas dan idealisme itu hak setiap orang, tapi kewajibanku adalah mematuhi peraturan di perusahaanku. lakukan kewajiban, maka hakku akan bisa ku dapat. Will see
Tapi aku percaya, suatu saat semua impianku itu akan terwujud, yang terpenting adalah mau bertanya dan belajar dengan siapapun, kapanpun, dimanapun, jangan pernah menyerah, mau mencoba, n sabaaaarrrrr....heuheu.....smangat!!!Innalloha maana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar