Rabu, 18 Mei 2011

catatan senduku

seorang penulis bilang, menulis dapat meluapkan semua perasaan dan pikiran, dengan begitu, mnulis dapat membuat pikiran dan badan menjadi shat.
itu yang sedang kulakukan. Mencoba mengeluarkan sedikit demi sedikit, menguraikan benang-benang yang telah kusut dalam otakku. Ingin rasanya aku punya baskom penampung memori seperti yang dipunyai dumbledore dalam film Harry potter, atau punya otak seperti spongebob yang sesekali bisa dikeluarkan dan dicuci agar penat ini tidak datang dan menumpuk menarik ujung bibirku ketengah...manyun.
intinya, aku gak mau manyun, manyun membuatku tidak terlihat cantik..^^..
maka kuputuskan menorehkan tulisan picisan ini, dikantor, saat jam kerja, karena jika tidak,aku hanya bergeming.....tak bisa bekerja.....

tahukah kamu,
betapa kedua mata kita sangat kompak, jika yang satu menangis maka satunya lagi menangis, jika yang satu berbinar, maka yang satunya lagi berbinar, padahal mereka berpisah dipisahkan batang hidung, padahal mereka tak pernah melihat langsung satu sama lain, tapi mereka bisa saling mencintai...

tahukah kamu,
betapa seseorang dapat mencintai Tuhan dengan sangat,
sampai sebagian orang rela meninggal atas nama Tuhan,
padahal mereka tidak pernah melihat Tuhan,
kita mngetahuinya ada dari hasil tangannya,
betapa makhluk mau melakukan apapun demi cintanya kepada Tuhan

namun sayang,
itu yang sedang kualami sekarang....
aku mencintai makhluk yang sama sekali tak pernah kutemui...
hanya bayang dan bukti keberadaannya yang bisa ku raba..
itu mnyiksaku

sama sekali bodoh
diusiaku yang sudah tua ini,
aku masih berfantasi bak balita berfantasi
berfantasi mengenai teman-temannya
bermain bapak-bapakan
nikah-nikahan
tapi mereka tak harus mengakhiri fantasi mereka, usia mereka yang akan menerbangkan fantasinya.

berbeda denganku
banyak kenyataan didepanku...benang-benang kasih sayang terjulur dihadapanku..
tapi aku tetap berfantasi
andai dia ada..
andai dia ada..
andai dia ada...

rasanya ingin sekali menutup rapat-rapat jendela itu, sampai aku tak mampu lagi mlirik ke dunia itu
ingin rasanya menyapa mereka yang menyayangiku
membiarkan aku duduk teduh di atap rumah kasih sayang yang mereka berikan kepadaku
tapi aku tak bisa

jika ada pedang yang dapat menghancurkan jendela itu, aku mau....
pelangi dibalik jendla itu slalu saja ada...
mengajakku terus berfantasi

jika ada ramuan yang bisa membuatku lupa, aku mau...

hidup ini terlalu indah
hidup yang telah banyak aku lewatkan dengan sekedar berfantasi

aku ingin bangun...
tolong bangunkan aku...







b

Sabtu, 30 April 2011

Malu itu Mahal


NGERRIIIIIIIIII.....liat DIA yang dengan santainya nanggepin kenapa kehamilannya lebih tua dari usia pernikahan "ya ini kan anugrah, padahal kan waktu itu lagi persiapan pernikahan, lagi cape2nya, kirain gakkan jadi, eh malah jadi (sambil senyum2 bangga)"...semua perbuatan itu diakuinya tanpa ada mimik rasa bersalah atau malu sedikitpun, dibalik alasan KITA SUDAH DEWASA, kasian remaja2 yang punya idola seperti dia disekoki pendidikan moral tanpa rasa malu,,,,KEMANA PERGINYA RASA MALU BANGSA INI?


monyet aja punya malu......
Jangan terlalu memusatkan perhatian pada NII KW IX yang mencuci otak dan memasukkan aliran2 sesat. Tapi kita sering lupa, pencucian otak yang lebih efektif adalah pemberitaan2 tentang moral bangsa ini, bagaimana banyak pasangan yang berbuat zina dan dengan bangga mengakuinya didepan media yang ditonton jutaan pasang mata, bagaimana para politisi mengumbar nafsunya saat membicarakan nasib rakyat, bagaimana para koruptor melancarkan hobbynya memakan uang rakyat, tanpa rasa malu...itulah pencucian otak yang paling efektif. Jangan heran jika saat ini pergaulan sebagian penghuni Indonesia sudah kehilangan nafas melayu,,,,kehilangan rasa malu....NGERIIIII...betapa mahalnya rasa malu.....

Senin, 04 April 2011

MULAI MENULIS

“Menuliskan pikiran dan perasaan mendalam yang menyimpan pengalaman traumatis dapat menghasilkan suasana hati lebih nyaman, pandangan yang lebih positif, dan kesehatan fisik yang lebih baik” James W. Pennebaker

Dasyatnya akibat menulis banyak diungkapkan berbagai tokoh dunia maupun nasional. Dengan menulis seseorang tidak usah berteriak-teriak mengungkapkan isi hati dan pikirannya. Hernowo, penulis buku terkenal mengemukakan orang yang sukses biasanya orang yang dapat mengungkapkan pikirannya (melalui menulis atau berbicara).

Mari mulai dengan awal menulis. Materi ini saya dapat ketika mengikuti pelatihan menulis beberapa waktu lalu. Saya bukan penulis, hanyalah seseorang yang sedang berbagi apa yang “nyangkut” di otak dan hati saya mengenai how to be a professional writing.

Hambatan Menulis

Menulis bukan sebuah keahlian yang dimiliki begitu saja. Menulis merupakan keahlian yang dilatih. Bakat hanya berpengaruh 1 % terhadap kemampuan menulis, sisanya adalah latihan. Tidak semua orang dapat menulis dengan lancar sebagus dan selancar yang dia inginkan. Banyak hambatan menulis yang terkadang membuat kita malas memulai bahkan meneruskan tulisan kita.

Hambatan menulis bisa berasal dari diri sendiri seperti tidak ada motivasi untuk menulis terus menerus, atau selalu merasa tidak puas atas hasil tulisan yang kita buat. Hambatan lain berasal dari luar diri kita, seperti aturan-aturan bahasa, perbendaharaan kata, perbendaharaan gagasan, dan lain sebagainya. Dalam praktiknya hambatan menulis ini seperti merasa bahwa menulis itu beban, membaca sebagai siksaan, menulis mendatangkan stress, tidak percaya diri menulis, tidak punya waktu untuk menulis, bingung mencari ide untuk menulis, blank/ kabur ditengah-tengah proses menulis dan lain-lain.

Awali dengan membaca

Permasalahan niat menulis tentu tidak diragukkan dapat membuka pikiran kita untuk menulis. Selanjutnya usaha keras, merupakan hal klise, segala sesuatu dapat berjalan dengan baik dan cepat menuju sasaran yang tepat tentu saja dengan kerja keras. Mari beranjak kepada hal-hal yang praktis, seperti membaca.

Membaca adalah awal yang cerdas bahkan mutlak untuk menjadi penulis. Baca sebanyak-banyaknya buku dengan berbagai jenis tulisan baik fiksi maupun nonfiksi. Dengan begitu khazanah pengetahuan menjadi lebih luas, ragam bahasa menjadi lebih kaya, dan pikiran terbuka. Ketika seluruh manfaat membaca tersebut sudah dirasakan, otomatis ide-ide akan muncul. Tapi hati-hati, banyak orang yang sering membaca banyak buku, tapi setelah selesai dia tidak tau apa yang dia baca. Berbagai buku yang dibaca tidak akan hinggap di pikiran atau hati kita jika kita tidak mengikatnya.



Mengikat Makna

Hernowo, dalam bukunya Mengikat Makna, mengatakan, mengikat makna akan menunjukkan kepada siapa saja yang ingin menerjuni dunia baca tulis, bahwa membaca memerlukan menulis dan menulis memerlukan membaca. Dengan mengikat makna, kita bisa memahami serta mengikat poin penting (makna) yang terdapat dalam tulisan yang kita baca. Hal ini secara otomatis memperkaya diri kita dengan kata-kata.

Kegiatan mengikat makna dilakukan di ruang privasi. Sehingga kita tidak di-intervensi menentukan mana yang bermakna mana yang tidak. Semuanya tergantung subjektifitas kita. Tulis kembali dan kembangkan hal-hal bermakna dari apa yang kita baca, usahakan menggunakan kata ganti orang pertama, sehingga diri kita terlibatkan secara total.

*selanjutnya teknik clustering……c u latter…..stay tune yaaa..^_^

Minggu, 09 Januari 2011

Selamat Tahun Baru


Tak terasa bumi ini sudah menginjak angka 2011 dalam hitungan Masehi. Angka yang membusung dada ke depan tand semangat, berlari meninggalkan angka 2010 yang telah usang. Ya, itulah zaman ini, zaman dimana segala sesuatu berlari. Maka jika kau hanya berjalan bahkan terdiam kau akan tertinggal bahkan terseret.

Saatnya mengevaluasi apa yang telah kita lakukan untuk umat. Bukan memikirkan apa yang telah umat berikan untuk kita. Itu sama artinya dengan, saatnya memikirkan seberapa besar kita dapat memberikan arti terhadap orang lain, bukan memikirkan seberapa besar orang lain menganggap kita berarti.

Tahun 2010 telah berganti, rasanya tidak terlalu banyak yang telah aku lakukan. Disaat orang lain berlari mengejar mimpi dan angannya, berlari mengejar cita dan cintanya, kita sering kali terdiam dan terhenyak tanpa daya. Atau membiarkan diri kita hanya menjadi penonton kesuksesan, bukan menjadi bagian dari kesuksesan. Sukses itu menurutku bukan Hp canggih yang kamu bawa, atau kendaraan cantik yang kamu punya, atau perhiasan indah dijari manismu, bahkan kekasih "palsu"mu yang dengan bangga kamu pamerkan ke setiap orang dan benda2 fana lainnya. Sukses itu menurutku adalah ketika masa ini lebih baik dari masa lalu, detik ini lebih baik dari detik lalu, menit ini lebih baik dari menit lalu, jam ini lebih baik dari jam lalu, hari ini lebih baik dari hari lalu, dan.....tahun ini harus lebih baik dari tahun lalu.

Misalnya, Jika dulu mungkin sholatku tidak khusu, tahun ini aku harus berusaha agar lebih khusu sholat, Jika tahun lalu mungkin hanya sekitar 12 buku yang aku baca, tahun ini harus minimal 24 buku yang aku baca, jika tahun lalu infakku hanya 10rb, tahun ini minimal 20rb harus aku infakkan. Ya itulah perubahan, perubahan harus nyata aktifitasnya, walaupun hasilnya terkadang abstrak.

Tahun ini kumulai dengan renungan yang begitu dalam. di Tahun ini aku menyadari bahwa selama 2 tahun kebelakang aku telah melakukan sesuatu diluar prinsipku. 2 tahun buang-buang waktu. tapi sekarang, jangan ada lagi waktu yang terbuang, walaupun aku sendiri, banyak bala kasih yang Allah berikan utukku, keluarga tercinta dan teman2ku tersayang. Tahun ini aku harus fokus memperbaiki diri, sedikit demi sedikit, aktifitas nyata , mudah2an akibatnyapun nyata.

oh iya, soal cita-cita dan mimpi, aku punya mimpi baru di tahun ini, kubuat peta cita2ku, step tangga yang aku lewati, sampai hal terdetail yang harus aku lakukan untuk menuju mimpi itu, ternyata benar kawan, satu tangga dari mimpi itu berhasil aku tapaki, bila kau bermimpi tulis mimpimu besar2, tak hanya itu tulis pula apa yang akan kamu lakukan untuk mencapai mimpi itu, lakukan satu persatu tahapan yang kamu buat, belajar, berikhtiar dan berdoa, mudah2an dikabulkan. selamat mencoba!.

tahun baru semangat baru, mulai fokus perbaiki diri. Semangaaaaaaaaat...^_^

Kamis, 16 Desember 2010

TUGAS POKOK DAN FUNGSI HUMAS


Tugas Pokok dan Fungsi Humas

Tugas : Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan dalam bidang hubungan masyarakat.
Fungsi:
1. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan pengelolaan informasi.
2. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan penyelenggaraan dan pengelolaan dokumentasi.
3. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan penyelenggaraan publikasi.
4. Penyelenggaraan kegiatan keprotokolan daerah.
5. Penyelenggaraan tata usaha Bagian Hubungan Masyarakat.

a. Pengumpulan Informasi dan Dokumentasi
Tugas Pokok : Melaksanakan inventarisasi dan mengolah data, menyiapkan bahan penyusunan rancangan kebijakan pengumpulan dan penyajian informasi, dokumentasi kegiatan pemerintah daerah, serta melaksanakan tata usaha Bagian Humas.

Uraian Tugas
1. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lain yang berhubungan dengan informasi dan dokumentasi
2. Menyusun rencana kerja, anggaran dan jadwal kegiatan Bagian Pengumpulan Informasi dan Dokumentasi
3. Mengumpulkan, menganalisa, menyajikan data dan informasi yang berhubungan dengan informasi dan dokumentasi.
4. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan informasi dan dokumentasi dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.
5. Mengumpulkan, menganalisa informasi/ opini masyarakat dan lembaga dan menyampaikan kepada pimpinan sebagai bahan kebijakan.
6. Menerima keluhan masyarakat dan meneruskannya kepada pimpinan lembaga/ instansi terkait serta menyusun dan memberikan tanggapan terhadap keluhan masyarakat.
7. Mengelola dan menganalisa kotak saran internal dan eksternal.
8. Mendokumentasikan audio visual kegiatan pimpinan
9. Menyelenggarakan dan mengelola komunikasi internal di lingkungan organisasi dan karyawan
10. Membina dan mengkoordinasikan kegiatan kehumasan
11. Menyusun, menganalisa klipping pemberitaan sebagai bahan pengambilan kebijakan pimpinan.
12. Mempersiapkan bahan-bahan pameran.
13. Mendistribusikan penerbitan internal.
14. Mengelola administrasi sambutan.
15. Mengarsip bahan sambutan dan klipping berita.
16. Mengelola administrasi publikasi televise dan kaset rekaman.
17. Mengelola data dinding Bagian Humas.
18. Melaksanakan tata usaha Bagian Humas.
19. Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Pengumpulan Informasi dan Dokumentasi.

B. Publikasi

Tugas Pokok : Melaksanakan inventarisasi dan mengolah data, menyiapkan bahan penyusunan rancangan kebijakan penyelenggaraan publikasi.
Uraian Tugas
1. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lain yang berhubungan dengan publikasi.
2. Menyusun rencana kerja, anggaran, dan jadwal kegiatan Sub Bagian Publikasi.
3. Mengumpulkan, menganalisa, menyajikan data dan informasi yang berhubungan dengan publikasi
4. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan publikasi dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.
5. Menyiapkan dan mengedit naskah-naskah publikasi
6. Menyelenggarakan penyiaran informasi/ promosi kebijakan, pelaksanaan dan hasil kegiatan pembangunan melalui berbagai macam media massa.
7. Mendampingi dan meliput kegiatan pimpinan.
8. Mendistribusikan produk-produk untuk publikasi.
9. Mengevaluasi program publikasi.
10. Mengklipping dan mengevaluasi berita.
11. Mengkoordinasikan pembinaan hubungan dengan media rakyat, kelembagaan masyarakat, dan kelembagaan di lingkungan sekitar.
12. Mengkoordinasikan dan menyelenggarakan pelayanan pers
13. Mengkoordinasikan, merencanakan, menyusun dan membuat penerbitan internal dan eksternal.
14. Merencanakan, menyusun dan membuat materi audio visual, CD interaktif dan internet.
15. Merencanakan, menyusun dan membuat materi alat bantu presentasi pimpinan.
16. Merencanakan dan membuat materi publikasi luar ruang dan dalam ruang.
17. Merencanakan dan menyelenggarakan materi pimpinan.
18. Menyusun sambutan/ ceramah pimpinan.
19. Melaksanakan pelayanan pers dan jumpa pers.
20. Mengkoordinasikan, menyusun hak jawab serta tanggapan masyarakat di media massa.
21. Mengelola website dan email perusahaan
22. Mengkoordinasikan dan menyusun kebijakan di bidang publikasi.
23. Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Publikasi.

C. Bagian Protokol
Tugas Pokok
Melaksanakan kegiatan keprotokolan daerah.
Uraian Tugas
1. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lain yang berhubungan dengan keprotokolan.
2. Menyusun rencana kerja, anggaran dan jadwal kegiatan Sub Bagian Protokol.
3. Mengumpulkan, menganalisa, menyajikan data dan informasi yang berhubungan dengan keprotokolan.
4. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan keprotokolan dan menyiapkan petunjuk pemecahan masalah.
5. Bersama-sama dengan Sub Bagian Tata Usaha dan Keuangan Bagian Umum, menyusun dan mengatur jadwal acara-acara pimpinan
6. Melaksanakan koordinasi penerimaan kunjungan kerja dari pemerintah dan menyiapkan bahan rancangan, penyusunan jawaban kuesioner kunjungan kerja tersebut.
7. Mempersiapkan dan menyelenggarakan administrasi pelayanan tamu.
8. Menyiapkan dan mengatur VIP Room di bandara, pengawalan dan pengamanan acara perjalanan tamu.
9. Menyiapkan cindera mata/ tanda kenang-kenangan yang diperlukan.
10. Mengatur dan mengurus hubungan antar korps diplomatik dan konsuler dengan Bupati/ Wakil Bupati.
11. Menyelenggarakan pengaturan dan persiapan akomodasi dan transportasi/ tiket tamu.
12. Melaksanakan koordinasi dengan instansi/ pihak lain yang terkait dalam penyelenggaraan kegiatan protokoler/ upacara resmi yang dihadiri pejabat terkait.
13. Mengatur tata ruang, tata tempat dan tata urutan penyelenggaraan upacara.
14. Mempersiapkan naskah-naskah penyelenggaraan upacara pelantikan/ pengukuhan serta serah terima jabatan/ pelantikan pejabat.
15. Mempersiapkan dan mengatur pelaksanaan upacara baik tingkat daerah maupun nasional.
16. Menyelenggarakan informasi internal
17. Mendampingi kegiatan pimpinan.
18. Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Protokol.

Rabu, 15 Desember 2010

DIET sehari tubuh kita butuh asupan 1300 kkal


Jika dilihat dari wikipedia, bagi anda yang sehari hari berkatifitas ringan seperti berjalan santai, duduk lalu berdiri, mengetik, menjahit, memasak sedikit, mengajar, berbicara di telepon, dan lain sebagainya, maka energi yang dibutuhkan adalah sekitar 1300 kkal.
berarti bagi anda yang aktifitas sehari-harinya seperti yang diatas, sebaiknya ada (termasuk saya. hehe)tidak memberikan asupan kepada tubuh melebihi dari yang diperlukan, yaitu sekitar 1300 kkal. Barangkali itu lah yang disebut dengan diet, yaitu menyeimbangkan nutrisi yang dimasukkan ke dalam tubuh sesuai dengan yang tubuh butuhkan. Jika berlebih, nutrisinya tidak akan terolah dan tercerna oleh tubuh, sehingga terjadi penumpukkan dan itu lah yang mengakibatkan kegemukkan.

mungkin itu yang saya alami sekarang, aktifitas saya di kantor yang cenderung ringan, sedangkan asupannya cukup, membuat saya terus-terusan menambah berat badan dalam bberapa bulan ini. maka saya tulis informasi ini untuk memotivasi diri sendiri melakukan diet (menyeimbangkan nutrisi sesuai denngan yang dibutuhkan).

gemuk bukan berarti jelek, malah banyak orang yang percaya diri walaupon tubuhnya gemuk karena mereka mempunyai skill yang patut di banggakan (insyaallah termasuk saya...hehe), tetapi setelah membaca di berbagai tulisan, ternyata terlalu gemuk cenderung rentan terhadap penyakit, wah kita harus berikhtiar juga kan agar tetap hidup sehat, semoga anda juga begitu, jangan jadikan penampilan sebagai segalanya, tapi percayalah kemampuan dan keunikkan yang anda punya lebih dilihat orang dari pada fisik anda. jadi jangan pernah ga percaya diri..smangaaat...hehe

tapi hati-hati jangan sampai taraf obesitas ya, berusaha untuk membuat badan sehat ga ada salahnya juga, berikut ini beberapa contoh makanan dengan ukurannya yang saya kutip dari wikipedia:

Makanan atau Minuman Jumlah (g) Perkiraan Kalori (kkal)
Jus Apel 248 (1 gelas) 117
Pisang 118 (1 buah) 105
Kue Coklat 64 (1 potong) 235
Coca Cola 330 140
Daging Ayam 86 (1/2 dada) 142
Kopi Instan 179 4
Telur Goreng 46 (1 butir) 92
Es Krim McDonald 66 (1/2 gelas) 133
Susu WRP 25 (1 gelas) 200
Jeruk 131 (1 buah) 62
Kentang 156 (1 buah) 145
Nasi 175 (1 mangkuk) 200

selamat mencoba, dan semoga kita semua selalu sehat! tapi ingat! setiap orang punya kelebihan yang allah berikan...jadi percayalah akan itu! fisikmu tidak menentukan hidupmu! ^_^

Undang-Undang Kesehatan Bab VI Bagian I-10


BAB VI
UPAYA KESEHATAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 46
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat.

Pasal 47
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

Pasal 48
(1) Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 dilaksanakan melalui kegiatan:

a. pelayanan kesehatan;
b. pelayanan kesehatan tradisional;
c. peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit;
d. penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan;
e. kesehatan reproduksi;
f. keluarga berencana;
g. kesehatan sekolah;
h. kesehatan olahraga;
i. pelayanan kesehatan pada bencana;
j. pelayanan darah;
k. kesehatan gigi dan mulut;
l. penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran;
m. kesehatan matra;
n. pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan;
o. pengamanan makanan dan minuman;
p. pengamanan zat adiktif; dan/atau
q. bedah mayat.
(2) Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didukung oleh sumber daya kesehatan.

Pasal 49
(1) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab atas penyelenggaraan upaya kesehatan.
(2) Penyelenggaraan upaya kesehatan harus memperhatikan fungsi sosial, nilai, dan norma agama, sosial budaya, moral, dan etika profesi.

Pasal 50
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab meningkatkan dan mengembangkan upaya kesehatan.
(2) Upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memenuhi kebutuhan kesehatan dasar masyarakat.
(3) Peningkatan dan pengembangan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan pengkajian dan penelitian.
(4) Ketentuan mengenai peningkatan dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui kerja sama antar-Pemerintah dan antarlintas sektor.
Pasal 51
(1) Upaya kesehatan diselenggarakan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi individu atau masyarakat.
(2) Upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada standar pelayanan minimal kesehatan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan minimal kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua
Pelayanan Kesehatan

Paragraf Kesatu
Pemberian Pelayanan

Pasal 52
(1) Pelayanan kesehatan terdiri atas:
a. pelayanan kesehatan perseorangan; dan
b. pelayanan kesehatan masyarakat.
(2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.


Pasal 53
(1) Pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga.
(2) Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat.
(3) Pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendahulukan pertolongan keselamatan nyawa pasien dibanding kepentingan lainnya.

Pasal 54
(1) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata dan nondiskriminatif.
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Pasal 55
(1) Pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan.
(2) Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.


Paragraf Kedua
Perlindungan Pasien

Pasal 56
(1) Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap.
(2) Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada:
a. penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam masyarakat yang lebih luas;
b. keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri; atau
c. gangguan mental berat.
(3) Ketentuan mengenai hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 57
(1) Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan.
(2) Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan pribadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal:
a. perintah undang-undang;
b. perintah pengadilan;
c. izin yang bersangkutan;
d. kepentingan masyarakat; atau
e. kepentingan orang tersebut.


Pasal 58
(1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya.
(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.
(3) Ketentuan mengenai tata cara pengajuan tuntutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga
Pelayanan Kesehatan Tradisional


Pasal 59
(1) Berdasarkan cara pengobatannya, pelayanan kesehatan tradisional terbagi menjadi:
a. pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan keterampilan; dan
b. pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan ramuan.
(2) Pelayanan kesehatan tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibina dan diawasi oleh Pemerintah agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dengan norma agama.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan jenis pelayanan kesehatan tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 60
(1) Setiap orang yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan alat dan teknologi harus mendapat izin dari lembaga kesehatan yang berwenang.
(2) Penggunaan alat dan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dengan norma agama dan kebudayaan masyarakat.

Pasal 61
(1) Masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.
(2) Pemerintah mengatur dan mengawasi pelayanan kesehatan tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan didasarkan pada keamanan, kepentingan, dan perlindungan masyarakat.
Bagian Keempat
Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit

Pasal 62
(1) Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat.
(2) Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk menghindari atau mengurangi risiko, masalah, dan dampak buruk akibat penyakit.
(3) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin dan menyediakan fasilitas untuk kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit diatur dengan Peraturan Menteri.

Bagian Kelima
Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan Kesehatan


Pasal 63
(1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan diselenggarakan untuk mengembalikan status kesehatan, mengembalikan fungsi tubuh akibat penyakit dan/atau akibat cacat, atau menghilangkan cacat.
(2) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan.
(3) Pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan keamanannya.
(4) Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
(5) Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan atau berdasarkan cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 64
(1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat dan/atau alat kesehatan, bedah plastik dan rekonstruksi, serta penggunaan sel punca.
(2) Transplantasi . . .
- 26 -
(2) Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan.
(3) Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun.

Pasal 65
(1) Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
(2) Pengambilan organ dan/atau jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan pendonor yang bersangkutan dan mendapat persetujuan pendonor dan/atau ahli waris atau keluarganya.
(3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 66
Transplantasi sel, baik yang berasal dari manusia maupun dari hewan, hanya dapat dilakukan apabila telah terbukti keamanan dan kemanfaatannya.

Pasal 67
(1) Pengambilan dan pengiriman spesimen atau bagian organ tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan serta dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
(2) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pengambilan dan pengiriman spesimen atau bagian organ tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


Pasal 68
(1) Pemasangan implan obat dan/atau alat kesehatan ke dalam tubuh manusia hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan serta dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
(2) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan pemasangan implan obat dan/atau alat kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 69
(1) Bedah plastik dan rekonstruksi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
(2) Bedah plastik dan rekonstruksi tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat dan tidak ditujukan untuk mengubah identitas.
(3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara bedah plastik dan rekonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 70
(1) Penggunaan sel punca hanya dapat dilakukan untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, serta dilarang digunakan untuk tujuan reproduksi.
(2) Sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh berasal dari sel punca embrionik.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Bagian Keenam
Kesehatan Reproduksi


Pasal 71
(1) Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan.
(2) Kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. saat sebelum hamil, hamil, melahirkan, dan sesudah melahirkan;
b. pengaturan kehamilan, alat konstrasepsi, dan kesehatan seksual; dan
c. kesehatan sistem reproduksi.
(3) Kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Pasal 72
Setiap orang berhak:
a. menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat, aman, serta bebas dari paksaan dan/atau kekerasan dengan pasangan yang sah.
b. menentukan kehidupan reproduksinya dan bebas dari diskriminasi, paksaan, dan/atau kekerasan yang menghormati nilai-nilai luhur yang tidak merendahkan martabat manusia sesuai dengan norma agama.
c. menentukan sendiri kapan dan berapa sering ingin bereproduksi sehat secara medis serta tidak bertentangan dengan norma agama.
d. memperoleh informasi, edukasi, dan konseling mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 73
Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau masyarakat, termasuk keluarga berencana.

Pasal 74
(1) Setiap pelayanan kesehatan reproduksi yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan/atau rehabilitatif, termasuk reproduksi dengan bantuan dilakukan secara aman dan sehat dengan memperhatikan aspek-aspek yang khas, khususnya reproduksi perempuan.
(2) Pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tidak bertentangan dengan nilai agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Ketentuan mengenai reproduksi dengan bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 75
(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.

(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:
a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 77
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketujuh
Keluarga Berencana


Pasal 78
(1) Pelayanan kesehatan dalam keluarga berencana dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas.
(2) Pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan pelayanan keluarga berencana yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
(3) Ketentuan mengenai pelayanan keluarga berencana dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedelapan
Kesehatan Sekola
h
Pasal 79
(1) Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
(2) Kesehatan sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan melalui sekolah formal dan informal atau melalui lembaga pendidikan lain.
(3) Ketentuan mengenai kesehatan sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.


Bagian Kesembilan
Kesehatan Olahraga

Pasal 80
(1) Upaya kesehatan olahraga ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat.
(2) Peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan upaya dasar dalam meningkatkan prestasi belajar, kerja, dan olahraga.
(3) Upaya kesehatan olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui aktifitas fisik, latihan fisik, dan/atau olahraga.

Pasal 81
(1) Upaya kesehatan olahraga lebih mengutamakan pendekatan preventif dan promotif, tanpa mengabaikan pendekatan kuratif dan rehabilitatif.
(2) Penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Bagian Kesepuluh
Pelayanan Kesehatan Pada Bencana

Pasal 82
(1) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya, fasilitas, dan pelaksanaan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan pada bencana.
(2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelayanan kesehatan pada tanggap darurat dan pascabencana.
(3) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup pelayanan kegawatdaruratan yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut.
(4) Pemerintah menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(5) Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), atau bantuan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 83
(1) Setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan pada bencana harus ditujukan untuk penyelamatan nyawa, pencegahan kecacatan lebih lanjut, dan kepentingan terbaik bagi pasien.
(2) Pemerintah menjamin perlindungan hukum bagi setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Pasal 84
Ketentuan lebih lanjut tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada bencana diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 85
(1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta wajib memberikan pelayanan kesehatan pada bencana bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan.
(2) Fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka terlebih dahulu.