Rabu, 28 Juli 2010

Tujuan Puasa



Untuk apa puasa?
Bulan penuh berkah dan magfiroh telah ada di depan mata. Mari kita sambut dengan persiapan yang matang baik secara fisik maupun mental. Secara mental yang perlu disiapkan adalah menelaah kembali apa tujuan kita berpuasa, serta mengevaluasi apakah puasa-puasa kita selama ini sudah berhasil mentransformasikan diri kita dari orang yang sekedar beriman menjadi orang yang bertaqwa, sebagaimana berubahnya seekor ulat yang menjijikan menjadi seekor kupu-kupu yang indah.
Tujuan puasa adalah menjadi orang yang bertaqwa. Menurut para ulama bertaqwa adalah selalu berusaha menaati aturan main Allah. Keuntungan orang-orang yang bertaqwa adalah dibukakan pintu ampunan seluas-luasnya, dilapangkan rizkinya, dibantu urusan lahir dan batinnya, serta diberi hadiah surga. Jika direflesikan dengan tugas kita di RSHS, pada hakikatnya semua pegawai RSHS baik medik maupun nonmedik adalah melayani pasien, dengan semangat Ramadhan, kita akan memberikan pelayanan sebaik-baiknya dengan ikhlas.
“Marilah kita manfaatkan momentum puasa Ramadhan yang indah ini, sebagai Madrasah Ruhiyah, yaitu sebuah wadah perubahan diri secara total untuk menjadi pribadi-pribadi unggulan yang memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk orang-orang yang dititipkan masalahnya kepada kita”

Sumber: dr. Rahmat Gunadi

Tips mulut tetap segar di bulan Ramadhan

Ketika berpuasa kita jarang mengunyah, sehingga rangsangan kelenjar ludah yang mempunyai self cleanser (pembersih alami yang terkandung dalam ludah) berkurang. Hal itu mengakibatkan mulut menjadi terasa kering dan bau. Jangan khawatir, banyak cara untuk mengantisipasinya, sebagai berikut:
1.Gosok gigi setelah sahur, pastikan tidak ada sedikitpun sisa makanan menempel.
2.Makan sayuran atau buah-buahan berserat seperti apel. Serat pada buah atau sayur ketika dikunyah akan memijat gusi sehingga menghindari terjadinya peradangan pada mulut.
3.Kumur-kumur dengan air yang diberi garam.
4.Hindari makanan berbau, seperti terlalu banyak bawang-bawangan, durian, petai, jengkol dsb.
5.Kumur-kumur dengan teh hijau, fungsi teh hijau adalah menghambat perkembangan bakteri dalam mulut.
6.Rebus daun sirih sekitar 7 lembar dengan segelas air, tiriskan, lalu gunakan untuk kumur-kumur.
7.Periksakan gigi anda ke dokter, barangkali ada kerusakan pada gigi yang mengakibatkan bau mulut berlebihan. Selamat mencoba.
sumber: dr Spesialis Gigi & Mulut RSHS

Kamis, 08 Juli 2010

RTH (Ruang terbuka Hijau)

RTH ku sayang, RTH ku malang

Ruang publik yang hijau dan segar adalah paru-paru kota. Adanya RTH, membuat kita ga sumpek bahkan stress hidup di perkotaan. Saat kita lelah dan jenuh menghadapi kepenatan kota, bergumul dengan asap dan polusi suara kendaraan, RTH menyegarkan mata dan paru-paru kita, bahkan menyegarkan otak kita. RTH merupakan sarana untuk bermain, bercengkrama dengan keluarga, tetangga dan teman-teman dengan kondisi minim polusi.

Selain itu kita sering lupa bahwa RTH adalah media resapan air dan resapan polutan bebas. Air hujan yang mengguyur kota tidak akan mengalir dijalanan jika banyak RTH disekitarnya, polutan yang bergentayangan memasuki paru-paru manusia juga tak akan terhirup manusia jika diserap oleh tumbuhan. Mata? anda? tentu saja mata akan sangat terbantu. Warna hijau tanaman berdasarkan banyak penelitian dapat menyegarkan mata, menyehatkan bahkan mengobati minus.

Tapi sayang seribu sayang, kini RTH diperkotaan semakin sedikit dan terancam punah. Misalnya di kota Bandung, lihat saja kawasan dago yang dulunya disebut sebagai paru-parunya Bandung ini kini sudah berjejal kafe, mall, distro dan praktek-praktek kapitalisme lainnya. Jalanan yang dulunya penuh pepohonan rindang kini tinggal kenangan, satu persatu pohon rindang tumbang tak tahan ditelan zaman.

Satu lagi yang hampir punah, RTH didaerah AH. Nasution. RTH yang luas dan tepat dipinggir jalan itu kini hampir punah dan menunggu uluran tangan sang pahlawan alam. Jika kawasan itu jadi dibangun menjadi kawasan bisnis apa jadinya nasib warga Bandung Timur dan pelancong-pelancong dari daerah Priangan Timur? melengkapi kemacetan yang sudah terjadi sekian tahun, warga sana harus bersiap-siap menelan bulat-bulat polutas bebas yang tak diserap pohon. Satu lagi, banjir siap menghantui. Tidak adanya RTH artinya siap-siap akan banjir. Air hujan yang mengguyur tidak akan teresap tanah dan pohon, alhasil mengalir kejalan dan walaah....jadilah banjir.

The last but not least, budaya konsumtif dinegara ini akan semakin dimanjakan dengan berjamurannya kawasan bisnis disetiap titik. Mall, Distro, Kafe, Junkfood, Villa bertengger sombong mempertontokan budaya kapitalisme yang secara sadar tidak sadar kita anut. Yah....inilah dunia Full of Power, siapa yang kuat dia yang eksis....yang lemah? cukup menjadi penonton dan ngedumel seperti apa yang kulakukan sekarang...haha.....

Tapi hidup tak cukup dengan menjadi penonton kawan. Masih banyak hal kecil yang bisa dilakukan orang kecil. Hal besar yang bisa dilakukan orang berjiwa besar. Cukup peka dan lindungi alam disekitar kita, semoga.

Selasa, 06 Juli 2010

Public Relations

Public Relations di benakku.....

Public Relations (PR), sebuah istilah yang sering ku dengar ketika ku menginjakkan kaki di kampusku. Ya, Jurusan menjadi pilihanku meneruskan pendidikan setelah SMU. Sejak memulai ospek kata itu tak bosan-bosannya masuk ketelingaku. Waktu itu yang kutahu ada dua kata yang identik dengan PR, yaitu 'image' dan 'jembatan'. Satu waktu ketika seniorku berniat mem"plonco'ku, beliau menanyakanku satu pertanyaan, apa fungsi PR?...spontan aku menjawab..."Sebagai....jembatan.......(aku berfkir sejenak)......tanpa memberiku kesempatan senior itu langsung membentak...."jembatan....jembatan weh tatadi, maenya tugas PR saukur jadi jamatan"....haha....jika ingat itu bibirku sedikit melengkung ke atas.

8 semester kujalani ngemil bangku kuliah....waktu itu kusadar kalau tugas PR itu berat, selain membentuk dan menjaga citra positif, PR juga berperan sebagai media Komunikasi suatu organisasi or perusahaan. Banyak jenisnya, ada media relations, govermen relations, community relations, stockholder relations, dll. PR juga membantu memberi masukan terhadap kebijakan direksi atau pimpinan dalam mengambil setiap keputusan. Fiuhh.....ternyata PR Officer (PRO) benar-benar jabatan yang Elegan n menggiurkan.

Jabaran praktisnya seperti ini, seorang PRO dibenakku (penjabaran dari teori yang kudapat) adalah berpenampilan modis, pintar bicara, selalu bicara kepada wartawan jika ada permintaan wawancara, mengelola website, jalan-jalan keliling Indonesia dalam rangka acara perusahaan, membuat house journal, rapat-rapat dengan pimpinan, membuat seminar-seminar penting, menyambut tamu besar, dan banyak lagi.

Kini, 2 tahun sudah kakiku menapaki dunia nyata dan 'memantati' dunia ideal. Dimulai dengan menjadi Sales sebuah perusahaan Asuransi 'abal-abal' yang menawarkan asuransi barang elektronik, anehnya, setiap orang yang mau menjadi agen harus membayar 100rb dan orang yang merekrutku mendapat 25rb, oh...ku tau, ternyata ini cuma permainan perputaran uang, lucunya setelah sekitar 6 bulan, perusahaan ini pindah kantor dan ga ada yang tau pindah kemana.

Setelah itu kucoba peruntungan menjadi seorang wartawati media lokal yang baru akan launching 2 minggu setelah aku diterima disana, 2 minggu kujalani sebagai latihan sebelum terbit. tapi ternyata aku mengalah pada 'gendre'.....sebuah isu yang sering kupertentangkan di kampus. Semua wartawan disana laki-laki dan expert mengendarai motor, alhasil, aku yang baru belajar notor, kalah cepat n akhirnya tumbang, jatuh dari motor dengan luka cukup fatal (ukuranku) .

Tapak ketigaku kutinggalkan di perusahaan retail fashion sebagai supervisor, disinipun cukup menggelitikku, biasa, baru lulus dan masih 'sok ideal', kesombonganku itu membuatku mundur dan give up.

Terakhir, dan entah menjadi akhir petualanganku atau tidak, kini aku bernostalgia dengan bangku kuliah. aku berhasil lulus tes menjadi humas salah satu instansi. horrreeey....senang gak kepalang aku melihat namaku ada dimonitor komputer didepanku. yah, menjadi PRO pernah menjadi impianku, dengan gaya yang rapi (setidaknya lebih rapi dibanding ketika aku menjadi wartawan), aku masuk ruang humas. hahay.....its time for action.

Sebulan sudah kujalani peranku ini, satu demi satu impian idealku luntur. PR di bangku kuliah adalah PR di bangku kuliah, dan bukan PR di bangku kerja. Memang sebagian dari impianku ada yang benar, tapi aku lupa, namanya juga ideal......idealisme itu tak jarang luput dari kenyataan. betul ga?. Dulu aku lupa kalau impianku itu berlaku buat orang-orang yang sudah hebat dibidangnya. Orang-orang senior, dan orang-orang yang full experience. Sedangkan aku? aku hanyalah anak bawang yang baru belajar berjalan bahkan merangkak didunia nyata. Masih ada prosedur dan birokrasi padat dan gempat didepanku dan itu yang harus kujalani sekarang. Keterbatasan pengalaman, keterbatasan waktu kerja, dan keterbatasa-keterbatasan lain membuat gerakku melambat nyaris terhenti. Kreatifitas dan idealisme itu hak setiap orang, tapi kewajibanku adalah mematuhi peraturan di perusahaanku. lakukan kewajiban, maka hakku akan bisa ku dapat. Will see
Tapi aku percaya, suatu saat semua impianku itu akan terwujud, yang terpenting adalah mau bertanya dan belajar dengan siapapun, kapanpun, dimanapun, jangan pernah menyerah, mau mencoba, n sabaaaarrrrr....heuheu.....smangat!!!Innalloha maana